Perbedaan Nabi dan Rosul
Banyak orang yang menganggap perbedaan antara nabi dan rasul adalah masalah kewajiban menyampaikan wahyu kepada orang lain. Menurut mereka ini, nabi adalah orang yang menerima wahyu untuk dirinya sendiri sedangkan rasul adalah orang yang menerima wahyu untuk disampaikan kepada orang lain.
Tapi benarkah perbedaannya seperti ini?
Bukankah nabi dan rasul memiliki 4 sifat wajib, yaitu: Shiddiq, amanah, Fathanah dan tabligh.
Tabligh, artinya menyampaikan, maksudnya menyampaikan segala yang diturunkan kepada nabi dan rasul untuk disebarkan kepada umatnya. Al-quran mengabarkan banyak kisah dakwah mereka. Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Sulaiman, semuanya menyampaikan wahyu yang mereka terima. Dan mustahil nabi menyembunyikan ilmunya kepada umat yang membutuhkannya.
Pendapat tentang perbedaan nabi dan rasul ini pun terdengar ganjil. Mungkinkah seorang nabi tidak diberi tugas menyampaikan wahyu kepada umat manusia? Apakah nabi hanya diutus Allah untuk dirinya sendiri? Bukankah kita yang bukan nabi dan rasul diperintahkan untuk amar ma'ruf dan nahi munkar?
Sesungguhnya perbedaan yang benar antara nabi dan rasul adalah:
- Nabi adalah manusia pilihan yang menerima wahyu dengan diperintahkan mengikuti syariat rasul sebelumnya dan diperintahkan untuk menyampaikan syariat tersebut untuk kaum tertentu.
- sedangkan Rasul adalah manusia pilihan yang menerima wahyu untuk disampaikan kepada umatnya dengan membawa syariat baru.
Pendapat ini berdasarkan firman Allah:
وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ وَّلَا نَبِيٍّ
Yang Maknanya: “Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul dan tidak (pula) seorang nabi …” (QS. Al-Hajj: 52)
Ayat di atas menyebutkan bahwa nabi dan rasul diutus oleh Allah dan tidak mungkin diutus untuk dirinya sendiri.
Jadi, perbedaan di antara nabi dan rasul adalah pada syariat yang dibawanya.
Posting Komentar untuk "Perbedaan Nabi dan Rosul"