Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kaligrafi Surat Al Ikhlas Khat Diwani

Kaligrafi Surat Al Ikhlas Khat Diwani merupakan gaya yang kami kembangkan di masa sekitar 2009 dan 2010. Kami membuatnya sepaket, Ayat Kursi, Al Fatihah, Ayat Seribu Dinar, Allah Muhammad dan Lainnya.
Kaligrafi Surat Al Ikhlas Khat Diwani ini dibuat dan diukir dengan khat yang menyulam dan meruncing di setiap akhir khat huruf hijaiyah. Ukuran ini berdiri dengan ukuran 55x65 cm. Frame yang saat itu sedang tren adalah frame foto klasik salak emas. seperti pada gambar adalah frame yang sangat diminati waktu itu.

Kaligrafi Surat Al Ikhlas ini banyak manfaatnya. terutama jika anda mengucapkannya dan mengistiqomahkan bacaan surat al Ikhlas. Baik Ucapan maupun kaligrafinya juga mempunyai banyak manfaatnya. dimana kaligrafi sendiri ketika dipajang dapat memperlihatkan keindahan dan mengingatkan kepada Allah dan segera mengucapkan surat Al Ikhlas atau ucapan hasanah lainnya.

Karena hal ini, ada sejarah turunnya surat Al Ikhlas tersebut (Asbabun Nuzul). Sebab turun-nya surat al-Ikhlas adalah ketika orang-orang Yahudi datang menemui Rasululloh shollallohu 'alayhi wasallam, mereka bertanya mengenai sifat Tuhan, mereka (yahudi) bertanya hanya untuk menghina Tuhan Nabi dan mengejeknya.

Kemudian beberapa saat turun wahyu Surat al-Ikhlas. Kemudian dibacanya surat Al Ikhlas tersebut di depan orang-orang Yahudi yang mau mengejek Tuhan Nabi. Lalu Rosululloh bersabda: "inilah sifat-sifat Tuhanku (Allooh Ta'ala):
  • Ayat Pertama
- Allooh Ta'ala bersifat Ahad, demikian para ulama (ahli tafsir) menafsirkannya dengan dua makna penafsiran:
  1. Allooh Ta'ala tidak ada sekutu bagiNya dalam ke-tuhan-an; tidak ada yang disembah dengan benar selain hanya Alloh Ta'ala, tidak ada pencipta selain Allooh Ta'ala.
  2. Allooh Ta'ala tidak menerima untuk dibagi, maknanya adalah Alloh bukanlah jisim. Bukan jisim yang bisa di-pegang seperti manusia, kayu dan batu dan bukan jisim yang tidak bisa di-pegang dengan tangan seperti cahaya dan angin dan lainnya.
  • Ayat kedua
- Allooh itu bersifat ash-Shomad maknanya adalah Allooh adalah tidak butuh kepada semua makhlukNya. Segala sesuatu selain Allah, Pasti membutuhkan Allah. Sedangkan Allooh sama sekali tidak membutuhkan kepada semua makhlukNya. Allah tidak butuh semua manusia, semua malaikat, semua jin dan seluruh makhlukNya. Allooh Ta'ala tidak butuh tempat dan tidak butuh arah. Allah Ada tanpa Tempat dan Tanpa Arah.
  • Ayat ketiga
- Alloh Ta'ala tidak melahirkan dan Alloh juga tidak dilahirkan. Alloh bukan bapak dari yang lain dan bukan anak dari yang lain. Alloh bukan berasal dari sesuatu dan juga bukan cabang dari sesuatu. Allah tidak bermula dan tidak dari permulaan.

Maka jika ada seseorang manusia yang mengatakan bahwa Alloh punya anak maka ia telah kufur (Kafir), sebagaimana Firman Allah Ta'ala:

(وَقَالَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَىٰ نَحْنُ أَبْنَاءُ اللَّهِ وَأَحِبَّاؤُهُ ۚ )
[Surat Al-Ma'idah 18]

Ayat terakhir dari surat Al Maidah ini Jelas Tegas dan menegaskan bahwa ayat-ayat sebelumnya tidak ada seorang-pun yang menyerupai dan juga menandingi Allooh ta'ala. Sehingga Ahlussunah Waljamaah (Aswaja) berkeyakinan bahwa Alloh bukanlah jisim dan tidak bisa disifati dengan sifat jisim, semisal sifat bergerak, sifat diam, sifat bertempat, sifat berarah, warna, sifat berubah, naik-turun, sifat duduk, sifat berlaku baginya zaman dan lain sebagainya. Maha suci Alloh dari sifat-sifat makhluk.

Posting Komentar untuk "Kaligrafi Surat Al Ikhlas Khat Diwani"