Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Khutbah Jum'at: Waspadai Doa Orang yang Terzalimi!

 Khutbah Jumat

Khutbah 1

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha  meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dengan melakukan semua kewajiban dan meninggalkan seluruh yang diharamkan. 

Kaum Muslimin jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah,

Khutbah siang ini mengambil tema: “Waspadai Doa Orang yang Terzalimi!”.

Hadirin rahimakumullah,

az Zhulm atau kezaliman didefinisikan dengan beberapa makna, di antaranya:

“Melanggar perintah dan larangan Dzat yang berhak memerintah dan melarang.”

“Melampaui batas.”

“Bertindak terhadap milik pihak lain tanpa seizinnya.”

“Meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya.”

Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, zalim diartikan sebagai orang yang melakukan  perbuatan aniaya yang merugikan dirinya sendiri dan/atau orang lain. Semua pengertian zalim dan kezaliman di atas saling terkait satu  sama lain. Lawan kata dari zalim adalah adil. Adil adalah memberikan hak kepada setiap yang berhak mendapatkannya, atau berpihak kepada yang benar; berpegang pada kebenaran.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Secara garis besar, kezaliman ada dua:

1. Kezaliman yang bahayanya mengenai orang lain, seperti menyakiti orang lain, mengambil dan memakan harta milik orang lain tanpa hak, memakan harta anak yatim, menunda-nunda bayar hutang padahal mampu melunasinya, tidak memberikan upah kepada pekerja, memukul istri tanpa hak, mengajarkan ilmu agama padahal tidak memiliki keahlian, berfatwa tanpa ilmu dan lain sebagainya. Mengajarkan agama tanpa dasar ilmu termasuk kezaliman karena hal itu dapat menyababkan banyak orang menjadi sesat. Begitu pula berfatwa tanpa landasan ilmu dapat menjerumuskan banyak orang ke dalam perkara-perkara yang haramkan dan dilarang oleh agama.

2. Kezaliman yang bahayanya mengenai diri sendiri, seperti meninggalkan shalat lima waktu tanpa uzur, meninggalkan puasa Ramadhan tanpa uzur dan lain sebagainya.

Allah Ta'ala berfirman: Maknanya: “Dan barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri” (QS ath Thalaq: 1)

Sedangkan kezaliman yang paling besar, paling parah dan paling berbahaya adalah kekufuran dengan semua jenisnya. Allah ta’ala berfirman:
Maknanya: “Orang-orang kafir itulah orang yang zalim” (QS al Baqarah: 
253)
Yakni, orang-orang kafir telah melakukan puncak kezaliman. Allah menyebut orang-orang kafir sebagai orang yang zalim karena kekufuran adalah kezaliman yang paling besar, paling parah dan paling tinggi. Seluruh kezaliman selain kufur dibandingkan dengan kufur tidak ada apa-apanya. Artinya, kezaliman lain selain kufur dianggap sedikit jika dibandingkan dengan kezaliman yang berupa kufur. Orang yang mati dalam keadaan kafir, maka di akhirat ia masuk neraka selama-lamanya.

Dalam Surat Luqman dijelaskan yang maknanya: “Sesungguhnya kemusyrikan adalah benar-benar kezaliman yang besar.” (QS Luqman: 13)

Hadirin jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah,
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan al-Bukhari, Muslim dan lainnya, dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dijelaskan bahwa orang yang bangkrut dan merugi adalah seseorang yang datang pada hari kiamat kelak dengan membawa pahala shalat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lainnya. Tapi sewaktu hidup di dunia, ia banyak berbuat zalim kepada orang lain. Maka pahala-pahala kebaikannya akan diambil seukuran dengan kadar kezaliman yang ia lakukan dan diberikan kepada orang-orang yang pernah ia zalimi. Apabila seluruh pahala kebaikannya telah habis, sedangkan ia masih memiliki tanggungan kezaliman kepada orang lain, maka dosa-dosa mereka yang pernah ia zalimi akan diambil 
dan ditimpakan kepadanya. Lalu ia dilemparkan ke dalam neraka.

Hadirin yang dirahmati Allah,
Kita harus berhati-hati dan mewaspadai doa orang yang terzalimi. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ketika mengutusnya untuk berdakwah ke Yaman.
Maknanya: “... takutlah dan waspadalah terhadap doa orang yang terzalimi karena tidak ada antara ia dan Allah penghalang (mustajabah)” (HR al Bukhari)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dikisahkan bahwa ada seorang perempuan yang shalihah memiliki rumah kecil di samping istana megah seorang raja. Rumah kecil itu mengurangi keindahan istana sang raja. Setiap kali raja meminta kepada perempuan itu untuk menjualnya, ia menolak. Hingga suatu ketika, perempuan itu keluar rumah dalam sebuah perjalanan. Ketiadaan perempuan itu di rumahnya digunakan kesempatan oleh raja untuk merobohkan bangunan rumahnya. Setelah perempuan pemiliki rumah kembali ke rumahnya, ia diberitahu jika yang merobohkan rumahnya adalah raja. Spontan ia menengadah sembari mengangkat kedua tangannya dan berdoa:
“Tuhanku Pemilik sekalian alam raya, aku-lah hamba yang lemah dan Engkau-lah yang Maha Menguasai dan Maha Menundukkan, hamba yang lemah dan teraniaya ini pasti memiliki penolong.”

Lalu perempuan itu duduk-duduk di depan bekas rumahnya yang telah roboh. Tidak lama kemudian, raja keluar istana bersama rombongannya. Ketika melihat perempuan itu, raja menanyainya, apa yang sedang ia lakukan. Perempuan itu menjawab: Aku sedang menunggu robohnya istanamu. Raja menertawakannya dan berlalu begitu saja. Malam pun tiba. Kekuasaan Allah datang. Raja beserta 
seluruh bangunan istana dibenamkan dan ditenggelamkan ke dalam tanah. 

Hadirin rahimakumullah,
Oleh karena itulah, marilah kita amalkan hadits yang disabdakan oleh baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
Maknanya: “Tolonglah saudaramu yang berbuat zalim dan yang terzalimi!”. Seorang sahabat bertanya: Saya membantunya jika ia terzalimi, tapi jika ia zalim, bagaimana menolongnya?. 
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Engkau menghalanginya atau mencegahnya dari berbuat zalim, sungguh itulah cara menolongnya” (HR al Bukhari dan Muslim)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.


Untuk Bahasa Jawa Inggih Meniko:
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Ngawiti khutbah wonten ing siang ingkang kebak berkah meniko, khatib wasiat dumateng kito sedoyo utaminipun dumateng khatib piyambak supados tansah berusaha ningkataken kualitas keimanan lan taqwa dumateng Alloh subhanahu wata’ala kanthi nindaaken sedoyo kuwajiban lan nebihi sedoyo ingkang dipun haromaken.

Kaum Muslimin jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah,
Khutbah ing siang meniko mundut tema: “Waspodo dateng tiyang ingkang dipun dzolimi”

Hadirin rahimakumullah,
adz dzulmu utawi kedazaliman dipun artosaken kanti pinten-pinten makna, ing antawisipun:
  • “Nulayani perintah lan laranganipun dzat ingkang berhak paring printah lan larangan”
  • “Ngliwati bates”
  • “gunaaken milik ipun tiyang sanes kanti tanpo izin saking ingkang kagungan”
  • “nyelehaken (meletakkan) perkawis mboten ingdalem panggenanipun”
Wondene ingdalem kamus besar Bahasa Indonesia, dzalim dipun artosaken kanti tiyang ingkang nindaaken perkawis nganingoyo ingkang ndamel rugi dateng tiyang sanes utawi badanipun piyambak.
Sedoyo pangertosan dzalim wonten nginggil saling magepokan (terkait) antawis setunggal lan setungalipun. Kosok wangsulipun dzalim inggih meniko adil. Adil meniko maringaken hak dumateng sinten kemawon ingkang berhak nampi. Utawi berpihak dumateng ingkang leres. Cecekelan
dateng kabeneran.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Garis besar ipun kedzaliman meniko wonten kalih, inggih meniko:
  1. Kedzaliman ingkang bahayanipun tumrap dateng tiyang sanes, kados dene nglarani tiyang lintu, mundut lan mangan bondoinipun tiyang sanes kanti tanpo hak, mangan bondonipun lare yatim, mendhemendhe nyaur utang padahal sampun mampu nglunasi, mboten paring upah dumateng pekerja, mukul dateng istri kanthi tanpo hak, mucal ilmu agami padahal mboten kagungan keahian, paring fatwa kanti tanpo ilmu lan lintu-lintunipun. Mulang tapo ilmu meniko kalebet kedzaliman kranten hal meniko saged nyebabaken kathah tiyang dados sesat. Semanten ugi paring fatwa tanpo dasar ilmu saged nyebabaken tiyang katah terjerumus ingdalem perkawis ingkang dipun haromaken deneng agami.
  2. Kedzoliman ingkang bahayanipun tumrap dumateng badanipun piyambak, kados dene ninggal sholat gangsal wekdal tanpo udzur, ninggal puoso romadhon tanpo udzur lan sanes-sanes ipun.
Gusti Allah ta’ala paring dawuh ingdalem surat ath thalaq ayat 1, ingkang artosipun inggih meniko:
“sing sopo wonge melangar hukum-hukume Alloh, sak temene deweke iku dzolim marang awake dewe”.

Dene kedzaliman ingkang paling agung, paling parah lan paling bahaya inggih meniko kufur (sedoyo jenis kufur). Gusti Alloh paring dawuh ingdalem surat al Baqarah ayat 253 ingkang artosipun inggih meniko:
“wong-wong kang kafir yo deweke iku wong-wong kang podo zalim” (QS al Baqarah: 253)

Yakni, tiyang tiyang kafir sampun nglampahi puncak kedzaliman. Gusti Alloh nyebutaken tiyang-tiyang kafir dados tiyang dzalim, kranten kekufuran meniko kalebet kedzaliman ingkang paling agung lan paling parah. Sedoyo jenis kedzaliman sak lintunipun kufur mboten wonten nopo-nopo nipun menawi dipun banding kekufuran. Artosipun, kedzoliman sak lintunipun kufur dipun anggep sekedik (sedikit) menawi dipun banding kedzaliman arupi kufur. Tiyang ingkang pejah ingdalem tingkah kafir, mongko ingdalem akherat bakal manjing neroko sak lami-lami nipun.

Wonten ayat lintu gusti Alloh negasaken ing dalem surat Luqman ayat 13 ingkang maknanipun: 
“sak temene kemusyrikan iku yekti kedzaliman kang agung.” (QS Luqman: 13)

Hadirin jama’ah shalat Jum’at rahimakumullah,
Wonten setunggalipun hadits ingkang dipun riwayataken al Bukhari, Imam Muslim lan lintu-lintunipun saking sahabat Abu Hurairah rodiyallohu anhu. Dipun jelasaken bilih tiyang tiyang ingkang bangkrut lan rugi inggih meniko tiyang ingkang sowan wonten ngarsanipun Alloh ingdalem dinten qiyamat kanthi bekto ganjaran sholat, puoso, zakat lan ibadah lintunipun.

Ananging wekdal gesang wonten alam dunyo piyambakipun kathah tumindak dzalim dateng tiyang lintu. Mongko ganjaran-ganjaran saking amal sholeh kolo wau dipun paringaken dateng tiyang ingkang sampun di dzalimi. Menawi sedoyo ganjaran sampun telas, padahal piyambak ipun taksih kagungan tanggungan kedzaliman, mongko dosonipun tiyang ingkang dipun dzalimi kolowau dipun paringaken dateng tiyang ingkang dzalim kolo wau. Selajeng piyambakipun dipun uncalaken dateng neroko.

Hadirin yang dirahmati Allah,
Kito kedah ngatos-ngatos lan waspodo dateng donganipun tiyang ingkang dipun dzalimi. Kranten rosululloh Shallalohu alaihi wasallam dawuh dateng sohabat muadz bin jabal naliko dipun utus dakwah dateng Yaman. ingkang Artosipun: "wediho siro marang dongane wongkang den dzolimi krono sak
temene ora ono aling-aling antarane dungo maul an gusti Alloh (Mustajab)” (HR.al Bukhari)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Dipun critaaken bilih wonten piyantun estri ingkang shalihah kagungan griyo alit wonten sebelahipun istana megah kagunganipun rojo. Griyo alit kolowau ngirangi kesahenanipun istana. Saben-saben rojo nyuwun supados nyade tiyang estri kolo wau menolak. Hinggo setunggalipun wekdal tiyang estri kolo wau medal saking griyanipun wonten setnggalipun kekesahan. Mboten wontenipun tiyang estri kolo wau ingdalem griyo dipun damel kesempatan kagem sang rojo kagem ngrubuhaken griyo kolo wau. Sak sampunipun tiyang estri kolowau kundur saking kesahipun, piyambakipun dipun paring Khobar bilih ingkang ngrubuhaken griyanipun meniko sang rojo. Spontan piyambakipun ndangak (madep menduwur) kanti ngangkat asto kalih ipun sarono nyenyuwun dumateng gusti Alloh.

“Duh gusti bendoro kulo, kulo meniko kawulo ingkang apes panjenengan ingkang moho kuwahos nyereng, kawulo ingkang apes lan dipun dzalimi mesti wonten ingkang nulungi”

Selajeng tiyang estri kolo wau lelenggahan wonten bekas griyanipun ingkang sampun rubuh. Mboten sak watawis dangu, sang rojo medal saking istana kaliyan rombonganipun. Naliko ningali tiyang estri kolowau sang rojo lajeng nangleti: opo kang siro lakoni? Tiyang estri kolowau paring wangsulan: aku
nunggu rubuhe istanamu. Sang rojo guyu jegagakan selajeng lewat ngoten kemawon. Wekdal dalu dumugi, lan kekuasaanipun Alloh ugi dumugi. Sang rojo lan sedoyo bangunan istana dipun amblesaken dateng bumi.

Hadirin rahimakumullah,
Kranten menikolah, monggo kito amalaken hadits ingkang kadawuhaken deneng baginda rosululloh shallallahu ‘alaihi wasallam ingkang artosipun: 
“tulungono sedulurmu kang nglakoni dzolim lan kang den dzalimi. Setunggalipun sahabat matur, kulo paring pitulung menawi piyambakipun dipun dzalimi, nanging menawi dzalim kados pundi anggenipun nulungi? Salajeng kanjeng rosul paring dawuh: siro ngalangngalangi utowo paring panyegah saking nglakoni dzalim, temenan ikulah carane mitulungi” (HR. al Bukhari lan Muslim)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mekaten khutbah singkat wonten siang meniko mugi bekto keberkahan lan kemanfaatan kagem kito sedoyo. amin

Lengkapipun Khutbah Kanti bahasa Jawa, saged dipun download wonten mriki.

Posting Komentar untuk "Khutbah Jum'at: Waspadai Doa Orang yang Terzalimi!"