Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Makna Jism dan Penerapannya

Makna jism dan penggunaannya.


Allah Ta’ala berfiman: 

ليس كمثله شيء (الشورى/ ١١)

Ayat inilah yang paling jelas di dalam al-quran dalam menjelaskan tentang pensucian Allah secara sempurna, karena kalimat ليس adalah "nafi" dan yang dimaksud adalah penafian (peniadaan) perserupaan, dan huruf ك di dalam كمثله itu bermakna menguatkan peniadaan dan شىء adalah Nakiroh yang bermakna umum.

Maka ulama bayan menjelaskan bahwa:

النكرة إذا جاءت في سياق النفي أفادت العموم 

Ketika terdapat Kalimat Nakiroh jika masuk kedalam konteks Nafi maka akan bermakna menyeluruh, sebagaimana yang di jelaskan dalam kitab غاية الوصول karangan Imam Zakaria.

Allah ta’alaa bukan-lah jism, karena jism itu bermakna sesuatu yang mempunyai panjang, lebar, kedalaman dan ketebalan. Maka Allah tidak-lah di sifati dengan itu semua.

Berkata sebagian ulama yang menerangkan bahwa jism adalah sesuatu yang tersusun dari dua jauhar atau lebih.

Bahkan Al Imam Al-ghozali berkata dalam kitab Al-iqtishot fil I'tiqot :

صانع العالم ليس بجسم، لأن كل جسم فهو متألف من جوهرين متحيزين، وإذا استحال أن يكون جوهرا استحال أن يكون جسما، ونحن لا نعني بالجسم إلا هذا.

Pencipta alam (Allah) bukanlah benda (jism), karena benda (jism) adalah sesuatu yang tersusun dari dua Jauhar yang bertempat, apabila mustahil Allah ta’alaa Jauhar, maka mustahil jugalah Allah ta’alaa berupa Jism, dan yang kami maksud dengan jism adalah yang seperti ini.

Berkata Sayyiduna Ali ibn Abi Thalib:

من زعم أن إلهنا محدود فقد جهل الخالق المعبود 

Barangsiapa yang menyangka bahwa Tuhan kita (Allah) mempunyai batasan, maka hakikatnya dia tidak mengenal tuhan yang di sembah.

Kalimat محدود menurut Ulama tauhid adalah sesuatu mempunyai ukuran:

  1. Kecil seperti الهباء (debu yang berada di dalam sinar matahari ketika masuk dari jendela2 rumah).
  2. Besar seperti arsy (makhluk terbesar yang di ciptakan dan merupakan atap dari surga).
  3. Sedang (di antara keduanya).

Perkataan Imam Ali ini menunjukkan bagi kita bahwa Allah bukanlah benda yang kecil atau benda yang besar atau yang lebih besar dari itu atau yang di antara keduanya, karena kalau Allah mempunyai ukuran maka akan banyak perserupaan baginya, maka ini adalah sesuatu kemustahilan bagi Allah, dan menyalahi ayat ليس كمثله شيء 

Berkata Abul Fadl At-tamimi pemimpin mazhab hanbali di bagdad di dalam kitabnya "i'tiqodi al-imam al-mubajjal ahmad ibn hanbal"

أنكر أحمد على من قال بالجسم- أي في حق الله تعالى- وقال إن الأسماء مأخوذة من الشريعة واللغة وأهل اللغة وضعوا هذا الاسم لما له طول وعرض وسمك وتأليف وتركيب وصورة والله خارج عن ذلك كله ولم يجئ في الشريعة فبطل.

Imam ahmad ibn hanbal mengingkari orang yang mengatakan bahwa allah adalah jism, dan beliau (ibnu hanbal) mengatakan: bahwa segala nama-nama yang ada bersumber dari syari'ah dan bahasa, dan ahli bahasa menetapkan bahwa kalimat jism (benda) bagi sesuatu yang mempunyai panjang, lebar, kedalaman, ketebalan, susunan, gambaran, dan Allah maha suci dari itu semua, dan syariah tidak pernah mengatakan yang seperti itu, maka perkataan Allah jism adalah suatu kebathilan.

Dari semua nukilan ini kita fahami bahwa tidak layaklah kita nisbahkan kata jism kepada Allah karena akan menyamakan Allah dengan makhluk-Nya, dan yang menisbatkan jism kepada Allah di hukumi kafir.

Imam Ibnu Hajar Al-haitamy dalam kitab Al-minhajul Qowim menyatakan:

واعلم أن القرافي وغيره حكوا عن الشافعي ومالك وأبي حنيفة وأحمد القولَ بكفر القائلين بالجهة والتجسيم وهم حقيقون بذلك

Ketahuilah bahwa Imam Al-qorofi dan selainnya menukil perkataan dari Imam Syafi’i, Imam Malik, Imam Abi Hanifah, Imam Ahmad tentang kekafiran orang yang menisbatkan arah dan jism kepada Allah dan mereka benar dalam hal itu.

Dan tidak bisa di terima oleh bahasa perkataan jism tapi tidak seperti jism, karena ini menyalahi makna jism itu sendiri, bagaimana di katakan benda tapi tidak seperti benda, sedangkan telah di fahami para ahli bahasa bahwa benda hanya disifati dengan panjang, lebar dan sebagainya sebagaimana yang difahami di atas.

Oleh sebab itu Imam Ahmad ibn Hanbal mengatakan: 

 من قال الله جسم لا كالأجسام كفر

Orang yang mengatakan bahwa allah adalah benda tidak seperti benda maka telah keluar dari agama islam.

(Dinukil oleh Shohibul hisol yang merupakan pembesar mazhab hanbali, dan imam az-zarkasy dalan tasyniful masami' juga demikian)

Berkata juga Al Imam Al-kamal ibn Humam dalam kitab Syarh Fathil Qhodir:

من قال الله جسم لا كالأجسام كفر 

Orang yang mengatakan bahwa allah adalah benda tidak seperti benda maka telah keluar dari agama islam.


Kalaupun ada yang mengatakan bahwa jism tidak seperti jism maka itu adalah ketidak-tahuan dirinya akan makna jism itu sendiri, karena para ulama mengatakan bahwa ada beberapa kaum yang memahami makna jism dengan MAUJUD atau Al-QOIMU BINAFSIHI, maka yang seperti ini tidaklah di hukumi keluar dari agama islam, tapi wajib diberi tahu bahwa perkataan itu tidak sesuai dengan kebenaran, karena menyalahi makna jism itu sendiri.

Posting Komentar untuk "Makna Jism dan Penerapannya"